Aku ingin Jogja menjadi kota impianku. Jika Jogja adalah sebuah jantung, maka aku ingin Jogja seperti jantung yang sehat, berdetak setiap hari dengan penuh semangat sehingga seluruh warga Jogja bisa mendapatkan kehidupan yang benar-benar Berhati Nyaman (bersih, sehat, indah dan nyaman).
Jantung yang menjadi sumber detak kehidupan bagi tubuh manusia, sama seperti dalam mimpiku, aku ingin Jogja menjadi tempat hidup yang layak dan nyaman bagi mereka yang datang dan tinggal di Jogja, mulai dari infrastruktur perkotaan seperti yang memenuhi standar ramah lingkungan dan tentunya tahan gempa mengingat pengalaman pahit beberapa waktu lalu. Tak lupa pula, tersedianya berbagai fasilitas pendukung perkotaan seperti istrik, air minum, gas, telpon dan internet, ruang terbuka hijau, arena bermain anak dan sarana olahraga, ditambah hidup para warganya yang sudah cukup terpenuhi mulai dari sandang, papan dan pangan. Aku ingin Jogja benar-benar nyaman!
Jantung yang menjadi organ vital dalam tubuh manusia yang wajib diperhatikan, seperti aku ingin Jogja dipenuhi orang-orang yang peduli dengan alam dan lingkungannya, menjaga kebersihan dengan penuh kesadaran agar Jogja menjadi kota yang indah. Selain itu, juga diberlakukannya Car Free Day untuk kawasan padat seperti Malioboro dan aksi sepeda sehat untuk hari-hari tertentu dapat mengurangi polusi yang ada. Aku ingin Jogja minim polusi!
Seperti jantung manusia yang sehat dapat memompa darah ke seluruh tubuh, memberikan oksigen ke paru-paru dan membuang karbondioksida, sama halnya aku ingin Jogja menjadi sumber energi positif bagi mereka yang datang untuk belajar, mereka yang ingin menyusuri indahnya Jogja kemudian menemukan berbagai keistimewaan sebagai contoh beragam makanan yang murah meriah, yang membuat mereka tak kan pernah jemu untuk datang kembali, membuat mereka yang merasakan beban dan penat bisa mengalami semilirnya angin kedamaian yang menyejukkan hati siapapun yang datang ke Jogja. Hmm...
Aku ingin Jogja seperti jantung manusia yang sehat, memiliki saraf-saraf yang saling terhubung baik dengan organ lain, sama seperti warga Jogja yang memiliki rasa sosial dan toleransi yang tinggi, termasuk para pejabat dan wakil-wakilnya yang selalu tanggap cepat terhadap kekurangan yang dialami warganya, ditambah birokrasi dan prosedur pemerintah daerah Jogja yang jujur, taat hukum, tidak berbelit-belit dan mengedepankan kebutuhan warganya. Sungguh kehidupan yang harmonis!
Ketika melihat bentuk jantung manusia yang memiliki berbagai rongga dengan masing-masing katup pemisah, seperti kota Jogja yang dihuni oleh berbagai suku, etnis dan budaya beragam, namun tetap ada batas untuk menjaga kelestarian kebudayaan asli Jogja. Keberagaman itu dapat hidup berdampingan hingga memberikan kemudahan bagi pihak-pihak dalam negeri atau asing untuk berinvestasi di kota tercinta ini. Aku ingin Jogja seperti aslinya!
Menurut penelitian yang diberitakan di New York Times, tingkat detak jantung yang rendah di pagi hari mengindikasikan kesehatan yang baik serta efisiensi fungsi jantung yang optimal. Aku ingin Jogja seperti jantung yang sehat di pagi hari, tidak ada penampakan wajah-wajah tegang di pagi hari terburu-buru masuk kantor, emosi tinggi karena semrawut kendaraan yang menyebabkan kemacetan panjang hingga berjam-jam, namun yang ada adalah senyum mengembang dan keramahan warga satu sama lain, ditambah kemudahan menjangkau wilayah-wilayah tertentu sesuai keinginan, bahkan akses jalan di kota yang sangat mudah. This is simplicity of Jogja!
Aku ingin Jogja seperti jantung yang sehat, dan sebagai warga Jogja, mari kita cintai dan rawat kota Jogja menjadi kota yang benar-benar Berhati Nyaman, seperti tubuh yang tidak bisa hidup tanpa jantung yang sehat. Semoga impian aku ingin Jogja seperti jantung yang sehat akan terwujud suatu hari nanti.
Created by : Heni Pratiwi
0 comments:
Post a Comment